Kamis, 15 Maret 2012

Kasih sayang tulus seorang ibu

| |


Pernahkah kamu mendengar kisah dua orang ibu yang memperebutkan seorang bayi pada masa Nabi Sulaiman as? Peristiwa yang dialami Abu Nawas mirip dengan kejadian pada masa Nabi Sulaiman tersebut. Sudah beberapa hari ini terjadi kasus seorang bayi yang diperebutkan oleh dua orang ibu. Keduanya sama-sama mengakui bayi itu milik mereka. Hakim pun dibuat bingung untuk memutuskan siapa sebenarnya ibu dari bayi itu.
Karena kasusnya tak juga selesai, maka hakim menghadap Raja Harun Al-Rasyid untuk meminta bantuan. Raja pun ikut membantu. la memakai cara-cara yang halus untuk membujuk kedua perempuan tersebut. Siapa tahu salah satunya mau mengalah. Namun, kebijaksanaan Raja ini malah membuat kedua perempuan itu semakin berebut si bayi mungil. Raja pun menyerah.
Raja pun memanggil Abu Nawas untuk memecahkan kasus ini. Abu Nawas datang menggantikan peran sang hakim. Tetapi, ia tidak langsung memutuskan kasus itu pada hari itu, melainkan menundanya sampai besok. Semua orang yang hadir di sana yakin bahwa Abu Nawas hanya menunda-nunda keputusan itu karena ia belum bisa memecahkan kasus tersebut. Padahal, penundaan itu disebabkan petugas keamanan yang tidak ada di tempat.
Esok hari, sidang pengadilan dibuka kembali. Abu Nawas memanggil petugas keamanan yang datang dengan pedang di tangan. Kemudian, Abu Nawas memerintahkan agar bayi itu diletakkan di atas meja.
“Apa yang akan kamu perbuat terhadap bayi itu?” kata kedua perempuan. Abu Nawas menjawab, “Sebelum aku mengambil tindakan, apakah salah satu di antara kalian bersedia mengalah dan menyerahkan bayi itu kepada yang berhak memilikinya.
“Tidak, bayi itu adalah anakku,” kata kedua perempuan itu berbarengan.
“Baiklah. Kalau kalian memang sungguh-sungguh menginginkan bayi itu dan tidak ada yang mau mengalah, maka aku terpaksa membelah bayi itu menjadi dua sama rata,” kata Abu Nawas mengancam.
“perempuan pertama tertawa senang, sementara perempuan yang kedua menjerit-jerit histeris.
“jangan, tolong jangan belah bayi itu. Biarlah aku rela bayi itu diserahkan kepada perempuan itu,” kata perempuan kedua. Abu Nawas tersenyum lega. Sekarang kebohongan salah satu dari mereka sudah terbuka. Abu Nawas segera mengambil bayi itu dan langsung menyerahkannya pada perempuan kedua tadi.
Akhirnya, Abu Nawas meminta agar perempuan pertama dihukum sesuai dengan perbuatannya. Ya, tak ada ibu yang tega menyaksikan anaknya disembelih. Apalagi di depan matanya sendiri. Raja pun merasa puas dengan keputusan Abu Nawas. Sebagai ucapan terima kasih, ia bermaksud mengangkat Abu Nawas menjadi penasihat hakim kerajaan. Namun, Abu Nawas menolak. la lebih suka menjadi rakyat biasa.
Kotak Akhlaqul Karimah
Sayangilah kedua orang tuamu, karena merekalah yang membesarkan dan mendidikmu hingga dewasa. Berkatalah dengan suara lembut, dan selalu meminta izin setiap ingin melakukan sesuatu.

0 komentar:

go-top

Posting Komentar

My Playlist

Pages

my blog

Haiii ...
Aku Farah Fathati Nuriyana :) Selamat Datang di Blog kuu ;)

Bloggroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Followers :)

Mengenai Saya

Foto saya
sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
farah fathati nuriyana 27 september 1996 9.1-14 SMPN 3 Sidoarjo

Cari Blog Ini

 
 

farah10305 | Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
top